Di Seputar Kita News -- Pada 20 Maret 2025, gedung Tammua Mali di kota Makale menjadi saksi Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Tana Toraja. Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, namun sorotan utama tertuju kepada Dr. Erni Yetti Riman, Ketua TP PKK Tana Toraja, yang mewakili 17 organisasi wanita di daerah tersebut. Dalam sesi tanya jawab yang menggugah, ia menekankan tanggung jawab bersama untuk memberantas penyakit sosial yang marak di Tana Toraja.
Dr. Erni Yetti Riman mengajak semua pihak untuk tidak hanya menjadikan masalah ini sebagai isu sesaat. Ia menegaskan, “Jangan hanya panas-panas tai ayam,” merujuk pada tindakan yang tidak berkesinambungan setelah menyadari adanya masalah sosial. Menurutnya, jika penyakit sosial diabaikan, maka kita sama saja menjadi pelaku. Seruan ini membangkitkan kesadaran akan pentingnya tindakan tegas terhadap perilaku yang merusak masyarakat.
Ia mengambil contoh konkret mengenai kondisi di pasar Makale, khususnya area lapak tengah pasar yang seharusnya berfungsi sebagai rumah makan. Dr. Erni menyampaikan bahwa izin untuk beroperasi sebagai rumah makan harus diperpanjang setiap tahun kalau sesuai dengan fungsinya, tetapi saat pengawasan dilakukan, lokasi tersebut dalam keadaan tutup. Keanehan ini menambah ketidakpastian di masyarakat dan mengundang tanda tanya.
Bersama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan dinas terkait, Dr. Erni memimpin kunjungan ke pasar pada pukul 11 siang. Namun, semua warung yang seharusnya beroperasi ternyata tutup. Keterangan dari penjual setempat menunjukkan bahwa mereka seharusnya buka dari jam 10 malam hingga 2 pagi. Hal ini menjadi sinyalemen masalah yang lebih dalam, menunjukkan adanya penyimpangan dari izin yang diberikan.
Ketika tim kembali ke lokasi pada pukul 10 malam, kenyataan yang dihadapi ternyata jauh dari harapan. Warung tersebut buka, tetapi bukan dalam konteks yang diizinkan. Warung itu bertransformasi menjadi tempat remang-remang, dengan pelayan yang masih sangat muda dan berpakaian tidak senonoh. Kejadian ini mencerminkan kondisi yang memprihatinkan, di mana anak-anak muda terjebak dalam praktik yang merugikan.
Lebih mengejutkan lagi, di antara sepuluh orang yang diamankan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), ada satu yang terinfeksi HIV/AIDS bersama anaknya, dan satu lainnya terlibat narkoba. Temuan ini semakin memperkuat komitmen Dr. Erni untuk memberantas penyakit sosial di daerahnya. Ia menegaskan perlunya tindakan cepat dan tepat untuk mencegah eksploitasi lebih lanjut terhadap generasi muda.
Dengan pernyataan tegasnya, Dr. Erni Yetti Riman menyerukan kolaborasi antara semua elemen masyarakat, pemerintah, dan organisasi wanita untuk mengatasi masalah ini. Musrenbang kali ini bukan hanya tentang perencanaan pembangunan, tetapi juga tentang membangun kesadaran sosial dan mengambil langkah nyata dalam memberantas penyakit sosial yang mengancam masa depan Tana Toraja. (M.khanif)