Di Seputar Kita News -- Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Tana Toraja mengancam akan kembali turun jalan dengan gelombang massa yang besar. Aksi demonstrasi ini direncanakan jika tuntutan mereka terkait kisruh mutasi dan pelantikan tidak dipenuhi. Organisasi ini berencana menggandeng sejumlah elemen mahasiswa dan pemuda lainnya dalam aksi tersebut.
Ketua Presidium PMKRI Tana Toraja, Demianus, yang juga menjadi koordinator aksi, mengekspresikan kekecewaannya terhadap pembahasan tuntutan mereka yang dianggap tidak transparan. Menurutnya, proses ini terkesan tertutup dan diabaikan oleh pihak-pihak terkait. "Kami menduga ada yang hendak disembunyikan," ujarnya.
Demianus menegaskan pentingnya pembentukan panitia khusus (pansus) untuk menindaklanjuti permasalahan mutasi dan pelantikan. Pada rapat pimpinan DPRD yang berlangsung pada Senin, 10 Maret 2025, mereka merasa diabaikan karena tidak diikutsertakan. "Kami ingin terlibat dalam proses ini," katanya.
Ia menyayangkan rapat yang hanya melibatkan pimpinan tanpa kehadiran anggota dewan lainnya, yang juga menerima aspirasi dari mahasiswa. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang sejauh mana aspirasi masyarakat diperhatikan.
Meskipun sudah terdapat keputusan dari rapat, Demianus menyatakan bahwa jika pemerintah daerah tidak serius menindaklanjutinya, PMKRI berencana mendorong pembentukan pansus. Hal ini bertujuan untuk menyelidiki masalah pelantikan dan mutasi oleh bupati sebelumnya.
"Kami tetap menghargai proses pembahasan aspirasi, namun jika suara kami diabaikan, wajar bila kami kembali turun aksi," tambahnya, menekankan pentingnya tanggapan pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan ini.
PMKRI Tana Toraja berharap agar pimpinan DPRD dan pemerintah daerah benar-benar menanggapi dengan serius masalah ini, terutama terkait isu mutasi dan pelantikan. Mereka berjanji akan melanjutkan perjuangan demi pemerintahan yang lebih baik di masa depan. (M.Khanif)
