Di Seputar Kita News -- Tana Toraja – Yayasan Eran Sangbure Mayang (YESMa) bersama dengan Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI) menyelenggarakan Penguatan Kapasitas Forum Media dan Jurnalis dengan tema "Diskusi Forum Media" pada 29 Juli 2024 di Torajan Cafe Makale, Tana Toraja. Acara ini menjadi momen penting untuk mendorong inklusi dalam pemberitaan media.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber berpengalaman, yaitu Lenynda Tondok dari YESMa, Matias dari BaKTI, dan Fred Sosialisu yang merupakan Ketua Forum Media Inklusi. Mereka membahas isu-isu penting terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak, kekerasan seksual, serta bagaimana memberitakan politik dengan pendekatan inklusi.
Khususnya, diskusi menyorot pentingnya fasilitas bagi difabel dan disabilitas dalam pelayanan publik pemerintah. Narasumber juga menekankan pentingnya kesehatan serta aksesibilitas fasilitas pemilih disabilitas pada setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) dalam setiap pemilu.
Acara ini dihadiri oleh puluhan jurnalis dari berbagai media di Tana Toraja, menunjukkan antusiasme dan komitmen media lokal untuk menjadi lebih inklusif dan sensitif terhadap isu-isu sosial. Para jurnalis diberikan pemahaman dan keterampilan baru dalam melaporkan isu-isu kekerasan dan hak-hak disabilitas dengan cara yang lebih mendalam dan empatik.
Lenynda Tondok dari YESMa menyatakan,
"Melalui kegiatan ini, kami berharap jurnalis dapat meningkatkan kualitas pemberitaannya, khususnya yang berkaitan dengan isu-isu kekerasan dan disabilitas, sehingga dapat memberi dampak positif bagi masyarakat."
Matias dari BaKTI menambahkan pentingnya kerjasama antara media dan organisasi masyarakat untuk mengangkat isu-isu ini ke permukaan.
"Peran media sangat vital dalam mengedukasi masyarakat, terutama mengenai hak-hak dan kebutuhan kelompok-kelompok rentan," ujar Matias.
Fred Sosialisu, Ketua Forum Media Inklusi, juga mengapresiasi langkah-langkah ini dan menekankan bahwa media memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan bahwa semua lapisan masyarakat mendapatkan ruang untuk bersuara dan didengar.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan jurnalis di Tana Toraja dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam mempromosikan nilai-nilai inklusi dan keadilan sosial melalui setiap berita yang mereka sampaikan. (M.khanif)