Diseputar Kita News -- Tana Toraja - Prevalensi angka stunting di Tana Toraja (Tator) menunjukkan penurunan signifikan pada Februari 2024, dengan catatan sebesar 13,15 persen menurut data dari Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM). Informasi ini disampaikan oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kabid Kesma) Dinas Kesehatan Tana Toraja, Polina Rantaeallo, pada Kamis (16/5/2024).
"Angka stunting berdasarkan data E-PPGBM Februari 2024 kemarin berada di angka 13,15 persen," kata Polina di ruang kerjanya.
Polina menjelaskan bahwa aplikasi E-PPGBM digunakan oleh petugas kesehatan di setiap Puskesmas untuk mencatat dan memantau perkembangan anak secara real-time berdasarkan nama dan alamat. Data ini dikumpulkan melalui kegiatan di puskesmas seperti posyandu, di mana dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan serta status gizi dan kecerdasan anak.
"Data yang disajikan itu berdasarkan hasil kerja teman-teman di puskesmas," terangnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa data yang dikumpulkan melalui E-PPGBM menjadi dasar untuk merancang program-program intervensi yang lebih tepat sasaran dan efektif dalam menangani masalah stunting di Tana Toraja.
"Dengan data yang jelas seperti nama dan alamat, intervensi bisa dilakukan sejak dini," ujarnya.
Untuk informasi tambahan, data E-PPGBM menunjukkan bahwa pada bulan Agustus 2023, angka stunting di Tana Toraja berada pada angka 15,42 persen. Ini berarti terjadi penurunan sebesar 2,27 persen selama enam bulan terakhir, menunjukkan adanya kemajuan yang signifikan dalam upaya mengatasi masalah stunting.
Turunnya angka stunting ini menunjukkan hasil positif dari berbagai program kesehatan yang diarahkan pada pencegahan dan penanganan stunting di Tana Toraja. Salah satu faktor kunci adalah pemanfaatan teknologi E-PPGBM untuk memantau dan mengintervensi kondisi kesehatan anak di setiap wilayah secara lebih efektif dan efisien.
Penulis: Muhammad Khanif
Editor: Redaksi