Diseputar Kita News -- Makassar -- Keberadaan Masjid Muhammad Cheng Hoo di kawasan Metro Tanjung Bunga, Jalan Danau Tanjung Bunga, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, menarik perhatian mahasiswa Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas. Ririn Adhelia Putri dan Andini Anggraini, mahasiswa semester 4 Sastra Daerah, Ahad, 17 Maret 2024, mengadakan kegiatan studi lapangan di masjid yang didirikan sejak tanggal 13 Oktober 2012 ini.
Masjid ini menarik perhatian mereka karena punya banyak fungsi. Selain menjadi tempat ibadah bagi umat muslim, masjid ini juga punya daya tarik sebagai objek wisata religi. Masjid dengan gaya arsitektur Tiongkok klasik ini warnanya juga mencolok, memadukan putih, hijau, kuning dan terakota.
"Masjid Muhammad Cheng Hoo ini desain bangunannya menggabungkan 3 unsur budaya, yakni budaya timur, China, dan Bugis-Makassar," jelas Ririn setelah berkunjung ke sana dan melihat-lihat masjid.
Ditambahkan bahwa kegiatan studi lapangan ini untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Kreativitas dan Literasi Digital. Dosen pengampu mata kuliah ini adalah Dr Sumarlin Rengko HR, SS., M.Hum. Mereka mau melihat adanya akulturasi budaya dari lintas bangsa dan negara yang sudah berlangsung ratusan tahun.
Studi lapangan yang dilakukan sehari ini, diakui tidak mengalami kendala. Semuanya berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan kami.
Keduanya lalu membuat catatan. Menurut informasi yang didapat, nama Masjid Muhammad Cheng Hoo diambil untuk menghormati Laksmana Cheng Hoo. Cheng Hoo merupakan panglima dari negeri China yang berdakwah di tanah Makassar.
Selain di kawasan Tanjung Bunga, masjid Cheng Hoo, juga berdiri megah di Jalan Tun Abdul Razak, Kabupaten Gowa. Masjid yang mengambil nama Cheng Hoo ada pula di kota lain, salah satunya di Semarang, Jawa Tengah.
Laksamana Cheng Hoo berkunjung sambil menyebarkan agama. Muhammad Cheng Hoo dikenal sebagai laksamana muslim dari Dinasti Ming yang taat. Dalam pelayarannya, ia memperkenalkan Dinasti Ming, melakukan perdagangan antar wilayah-wilayah yang dikunjunginya, dan berbagi pengetahuan yang dimilikinya.
"Untuk memperkuat kesan arsitektur China pada bangunannya, masjid ini memakai papan nama berbahasa Mandarin, yang berada di bagian depan masjid agar mudah terlihat oleh orang," begitu kesan yang disampaikan Andini Anggraini.
Kedua mahasiswa Sastra Daerah ini mengemukakan bahwa pembelajaran yang didapatkan dari studi lapangan ini, yaitu dapat mengetahui bagaimana sejarah, latar belakang, dan pendirian dari Masjid Muhammad Cheng Hoo.
Karena ini terkait Mata Kuliah Kreativitas dan Literasi Digital maka disarankan kepada mahasiswa agar menyiapkan kamera yang berkualitas tinggi untuk memotret keindahan Masjid Muhammad Cheng Hoo dari berbagai sisi. Dengan pengambilan gambar yang bagus, dan publikasi digital yang baik pula, akan mendukung masjid tersebut sebagai objek wisata di Kota Makassar.
Penulis: Rusdin Tompo
Editor: Ahmad Nur Shadewa