Diseputar Kita News -- Tana Toraja, 7 Desember - Wakil Bupati Tana Toraja Zadrak Tombeg secara resmi membuka Bimbingan Teknis (Binteg) penanggulangan penyakit hewan menular strategis dan penyakit zoonotik. Kegiatan ini berlangsung di Panta Hotel, Makale, yang digagas oleh Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Indonesia (Kementan RI).
Acara penting ini dihadiri oleh ratusan petugas kesehatan hewan dan penyuluh pertanian lapangan dari Tana Toraja (Tator) dan Toraja Utara (Torut), termasuk drh. Nuryani Zaenuddin selaku Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI.
Dalam sambutannya, Zadrak menyatakan rasa penghargaan yang tinggi atas pilihan Tana Toraja sebagai tempat pelaksanaan Bimtek dalam rangka pengendalian dan pencegahan penyakit hewan seperti rabies, yang sangat penting bagi kebutuhan masyarakat setempat.
Zadrak juga mengucapkan terima kasih kepada Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian yang telah hadir di Toraja dan berharap agar seluruh peserta Bimtek menikmati keindahan alam Toraja. Kegiatan ini dinilai sangat relevan, mengingat jumlah populasi anjing sebagai hewan peliharaan cukup besar di daerah ini yang memerlukan upaya pencegahan rabies secara serius.
Mengingat Tator dan Torut adalah destinasi wisata populer, dianggap penting untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada wisatawan yang datang berkunjung.
Di samping itu, Kementerian Pertanian RI telah memberikan bantuan berupa disinfektan, vaksin rabies, dan vaksin Septicaemia Epizootica atau vaksin untuk ternak. Zadrak menyampaikan apresiasi atas perhatian dan pendidikan yang diberikan oleh Kementan.
drh. Nuryani Zaenuddin mengungkapkan, pelaksanaan Bimtek di Toraja merupakan langkah strategis karena wilayah ini merupakan sentra peternakan utama di Sulawesi Selatan. Mengingat kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan African Swine Fever (ASF) pertama kali muncul di wilayah Sulsel bermula dari Toraja dan Gowa.
drh. Nuryani menambahkan bahwa Kementan melakukan sosialisasi dan Bimtek secara intensif guna memberikan pengetahuan kepada masyarakat Toraja tentang bahaya penularan penyakit pada hewan, yang juga dapat berdampak pada ekonomi lokal. Sejak munculnya PMK atau ASF, perekonomian di Toraja terganggu karena harus diberlakukan pembatasan.
Ia berharap, informasi mengenai pencegahan penyakit pada hewan, khususnya rabies, dapat diketahui luas oleh masyarakat setelah Bimtek ini, demi keberlangsungan penanggulangan penyakit tersebut di masa yang akan datang. (M.khanif)