Di Seputar Kita News -- Tana Toraja -- Sejumlah ratusan mahasiswa yang berasal dari berbagai organisasi di Toraja melakukan Seruan Aksi Sangtorayan untuk Agnes Angraeni, seorang pekerja asal Toraja yang tewas dibunuh di Morowali pada bulan Mei lalu. Para mahasiswa menuntut agar sidang keempat kasus ini, yang dijadwalkan berlangsung pada tanggal 3 Oktober 2023, dilaksanakan secara terbuka dan bukan dalam format sidang online.
Merespon seruan tersebut, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tana Toraja, Welem Sambolangi', memutuskan untuk bertemu dengan para mahasiswa yang mengorganisir Seruan Aksi Sangtorayan untuk Agnes, di depan Kantor DPRD Tana Toraja bersama Wakil Ketua DPRD Kendek Rante dan Asisten Administrasi Umum Tator Suleman Malia.
Dalam pertemuan tersebut, Ketua DPRD Tana Toraja menunjukkan apresiasinya terhadap tuntutan mahasiswa untuk menggelar sidang secara terbuka. Dia juga menyatakan bahwa pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk memastikan bahwa penanganan kasus ini dilakukan secara adil dan transparan.
Welem Sambolangi' menyampaikan rasa prihatin dan keprihatinan yang mendalam atas pembunuhan Agnes Angraeni. Dia menekankan pentingnya keadilan bagi korban dan keluarganya serta perlindungan terhadap keamanan bagi seluruh masyarakat Toraja di wilayah tersebut.
Ketua DPRD Tana Toraja juga menjanjikan bahwa pihaknya akan mengambil tindakan nyata untuk mendukung penyelesaian kasus ini dan meminta pihak berwenang untuk menyelidiki dengan serius guna mengungkap kebenaran dan menegakkan keadilan.
Wawancara Ketua DPRD Tator 👇👇👇
Dengan adanya dukungan Ketua DPRD Tana Toraja, diharapkan upaya mahasiswa dalam mengadvokasi hak-hak Agnes Angraeni dan mahasiswa lainnya dapat semakin diperkuat. Sidang keempat kasus Agnes Angraeni yang berlangsung hari ini diharapkan dapat menjadi langkah nyata menuju keadilan bagi korban dan keluarganya serta sebagai bentuk penegakan hukum yang adil dan transparan. (M.khanif)
