berita-diseputarkita.blogspot.com
Toraja Utara -- Dilansir dari halaman Facebook Sandabunga, ia mengatakan Dari beberapa kasus talud yang longsor terungkap beberapa keanehan pada proyek pengaspalan poros Sa'dan - Sangkaropi, yaitu pada penimbunan urukan pilihan dan batu cipping
Proses penggalian disebelah kiri-kanan aspal lama nampaknya hanya dilakukan di sebagian kecil, itupun yang dekat dengan arah kota rantepao. Nampak sebagian besar proses ini tidak dilakukan, hal ini terbukti saat talud roboh nampak dibawah permukaan aspal baru kosong.
Proses penimbunan batu cipping juga disinyalir tak sesuai spesifikasi yaitu 30 cm, diukur setelah dipadatkan dengan cara di walas.
Menurutnya ( Sandabunga ) " Tim kami melakukan pemeriksaan di TKP, nampaknya lapisan cipping ini hanya sekitar 10 cm itupun tak dipadatkan sebagaimana mestinya" tulisnya pada akun Facebook Sandabunga
" Bila lebar jalan Sa'dan-Sangkaropi, maka ada pengurangan sekitar 1 kubik cipping setiap meter panjang jalan. Panjang jalan poros yang diaspal ini sekitar 10.6 kilometer, berarti ada pengurangan sekitar 10600 kubik cipping. Jika harga cipping 250000 rupiah per kubik, maka pa'sepe-sepe dari cipping sekiar 2,65 Milliar. Belum lagi hasil pa'sepe'-sepe' dari urukan disisi kiri-kanan aspal lama" tambah nya
Tidak lakukannya urukan dan tipisnya lapisan cipping diatas, menyebabkan air mudah masuk kedalam lapisan tanah, menambah beban pada talud sehingga roboh.Hal yang sama terjadi pada aspal, mulai ambruk sebab terangkat oleh air.Dibeberapa tempat yang talud nya diperbaiki, aspalnya terangkat setelah di walas disisinya karena sebelumnya air telah merembes masuk.
(M.khanif)